Rabu, 26 Januari 2011

FF Super Junior :: Hate You! Love You! (Part. 3)

Genre : Romance

Cast :
-Kim Ryeowook as Wookie/Yeoja
-Lee Sungmin as Minnie/Yeoja
-Lee Donghae as Donghae/oppa from Minnie
-Cho Kyuhyun as Kyu/Namja
-Leeteuk as Appa from Kyu
-Heechul as Eomma from Kyu
-Choi Siwon as Appa from Donghae & Minnie
-Yesung as Appa from Wookie


_Wookie POV_

Aku tak menyangka kalau Minnie itu adalah dongsaeng dari namja itu. Sampai kapan aku harus berpura-pura manis pada Donghae oppa, hanya karena aku merasa thdak enak pada Minnie.

"Omo! Sudah jam segini. Mana aku lupa jalan menuju taman Kara. Bagaimana ini? Kyu pasti sudah menungguku."

"Hhm...aku sudah belok ke kanan terus kemana lagi ya?" ucapku lagi sambil menengok ke kanan-kiri.

"Ah...aku ke kanan saja deh."
Aku terus berjalan dan pada akhirnya....

'GUKK! GUK! Grr....GUK! GUK!'

"Omo!! Suara itu? Aniooo!" Aku pun langsung kabur mendengar suara anjing itu. Saat aku hendak menengok ke belakang, ku dapati ternyata Bulldog itu mengejarku.

"Aigo! Aku ini babo sekali. Udah tahu itu suara Bulldog. Kenapa harus kabur? Matilah riwayatku," kataku sambil terus berlari tanpa arah.

"Hey! Dam Cheon! Kemari. Jangan mengejar yeoja itu." Terdengar teriakan seseorang dari belakang.

"Mwo? Dam Cheon? Hhm....Mungkin itu nama Bulldog itu kali ya?" aku pun menengok ke belakang lagi.

"Fiuuh! Syukurlah. Bulldog itu tidak mengejarku lagi. Aigo! Aku haus sekali. Gara-gara Bulldog itu, aku jadi seperti orang kesetanan seperti ini," aku pun diam.

"Hhm...."

"Omo!! Ahjussi, tolong singkirkan Bulldogmu dari hadapanku!" ucapku, lalu aku pun kabur lagi.

"Hey Wookie!"


"Mwo?" mendengar suara itu, aku berhenti berlari.

"Mengapa ahjussi itu tahu namaku? Hhm....anio. Itu bukan suara ahjussi yang tadi. Sepertinya aku mengenali suara itu," aku pun menengok perlahan.

"Kyu-ssi? Kau mengejutkamku!"

"Annyeong. Mianhae Wookie. Aku tidak sengaja....kkekkekke," ucap Kyu sambil tertawa.

"Mengapa kau tertawa?"

"Gwaenchanayo. Hanya saja lucu melihatmu seperti itu. Apa kau dikejar-kejar Bulldog?" ucap Kyu meledek.

"Mwo? Bulldog? Anio. Aku tidak dikejar-kejar Bulldog. Kau ini ada-ada saja, Kyu," ucapku menghindar.

"Baiklah kalau kau tidak mau mengaku," ucap Kyu sambil menyenggol pinggangku dengan sikunya.

"A~kau ini. Sudahlah lupakan kejadian tadi."

"Ne, baiklah, Chingu. Hahaha. Ini!" ucap Kyu sambil menyodorkan segelas minuman.

"Untukku?"

"Ne, Wookie."

"Gomawoyo, Kyu."

"Ne, cheonmaneyo."
Ternyata Kyu tidak sedingin yang ku bayangkan saat pertama kali bertemu dengannya. Ia sangat baik dan peduli pada chhngunya.

"Oh iya. Kyu, mari kita mulai sekarang saja belajarnya."

"Baiklah," jawab Kyu. Aku pun mengeluarkan buku dan alat tulisku. Kemudian Kyu mulai mengajariku matematika. Ku lihat Kyu menjawab soal-soal itu dengan lancar. Aku pun mulai berpikir berpikir optimis kalau aku pun bisa menjawab soal-soal itu dan alhasil aku tidak dapat menjawabnya.

"Fiuh! Akhirnya selesai!" ucapku.

"Mwo? Daebak! Kau sudah selesai?" ucap Kyu dengan nada heran.

"Ne. Soal-soalnya mudah sekali, Kyu."

"Jinjja? Coba sini aku lihat," ucap Kyu kurang yakin lalu mengambil buku tulisku.

"Mwo? Katamu soal-soalnya mudah dan sudah kau kerjakan? Mana?" ucap Kyu lagi sambil membolak-balik lembaran demi lembaran buku.

"Ini," jawabku sambil menunjuk. Kyu pun diam.

"Ne, ini. Tadi kan aku hanya bilang kalau soal-soalnya mudah, kalau jawabannya sih susah-susah. Jadi aku belum mengerti....kkekkekke," ucapku tertawa licik.

"Omo! Ku pikir kau ini sudah mengerti. Dasar kau ini."

'PLETAKK!'

"Hey. Aku ini hanya bercanda saja. Masa aku dijitak?" aku pun mengusap-usap kepalaku.

"Biarkan saja. Biar kau jadi pandai matematika."

"A~mana bisa tiba-tiba aku jadi pandai matematika hanya karena dijitak olehmu."

"Mungkin saja. Ayo kita lanjutkan lagi belajarnya!" seru Kyu menghentikan percakapan kami. Kami pun mulai belajar serius. Dan kali ini aku benar-benar sudah mengerti.

"Eotteohke? Kau sudah mengerti?"

"Ne! Aku mengerti! Ini jawabanku."

"Hhm....benar. Yang ini juga benar, yang ini salah. Benar lagi, benar lagi. Nah selamat ya! Kau sudah mulai ada kemajuan. Sepertinya jitakanku tadi manjur....kkekke."
"Hey. Enak saja. Itu bukan karena jitakanmu yang tadi tahu."

"Ne, Ne. Bagaimana kalau kita taruhan di ulangan matematik besok?" ucap Kyu menaik-turunkan alisnya.

"Oke! Siapa takut. Apa taruhannya?"

"Taruhannya, jika yang kalah harus mentraktir apapun ke yang menang. Eotteohke?"

"Baiklah!"

"Hhm....sudah jam 8 malam. Kita pulang sekarang, ya."

"Ne, Chingu," aku pun membereskan buku dan alat tulisku lalu bergegas pulang.

"A? Apa arah rumahmu searah denganku, Kyu?"

"Anio. Aku ingin mengantarmu pulang. Tidak baik yeoja jalan sendirian di tempat seperti ini."
Aku pun pulang bersama Kyu, namja yang sangat ku kagumi. Kami mengobrol di tengah perjalanan. Sungguh aku pun tidak percaya bisa jalan berdua dengan Kyu. Sepuluh menit kemudian, kami pun tiba di depan rumahku.

"Apa ini rumahmu?"

"Ne. Apa kau ingin mampir dulu?"

"Hhm....anio. Sepertinya sudah malam, mungkin lain kali. Aku pulang dulu, ya."

"Ne, baiklah. Gomawoyo, Kyu. Hati-hati di jalan."

"Ne, cheonmaneyo," jawab Kyu diiringi dengan senyumannya. Aku tetap berdiri di depan rumahku. Beberapa saat kemudian aku pun langsung masuk ke dalam rumah.

"Aku pulang!" ucapku.

"Eh kau sudah pulang, Wookie," jawab Appaku.

"Ne, Appa."

"Hhm....tadi kulihat kau pulang dengan namja. Siapa itu? Apa dia namja chingu mu?"

"Mwo? Ia hanya chingu ku, Appa. Sudahlah appa."

"Tapi sepertinya kau menyukainya?"

"Hhm....ne, Appa. Aku menyukainya. Tapi....ia tidak mungkin menyukaiku."

"A~kau ini sok tahu."

"Ya memang kenyataannya seperti itu. Appa, aku ingin tidur dulu."

"Ne, baiklah. Annyeonghi jumuseyo."

"Annyeonghi jumuseyo, Appa."

"Dasar anak muda."


_Author POV_

(Di pagi hari, di rumah Wookie....)

"Pagi, Appa!" sapa Wookie.

"Pagi, Anakku!" jawab Yesung.

"Apa, aku berangkat ke sekolah dulu, ya."

"Sarapanlah dulu."

"Anio, Appa. Aku sudah hampir telat. Annyeong."

"Annyeong."
Wookie pun berlari keluar rumah lalu mengayuh sepeda pinknya. Saat tiba di sekolah, Wookie berlari menuju kelasnya.

"Fiuh....untung saja seonsaeng belum datang," ucap Wookie sambil mengelap kerimgmat di keningnya kemudian menuju ke tempat duduknya.

"Hey Wookie! Kau telat lagi!" seru Minnie.

"Ne, Chingu. Soalnya tadi malam aku...." ucap Wookie terpotong karena hampir saja ia keceplosan.

"Tadi malam? Apa yang kau lakukan malam-malam?"

"A....Aku itu tadi malam. Mmm....maksudku, aku disuruh cuci piring semalaman."

"Mwo? Cuci piring semalaman? Jinjja?"

"Hhm....ne, Chingu. Hahaha."

"U~geuraeyo," jawab Mhnnie heran.

"Pagi, Haksaenggideul!" seru seonsaeng.

"Pagi, Seonsaeng!" jawab mereka serentak.

"Baiklah. Apa kalian sudah siap ulangan hari ini?"

"Ne, sudah!"
Seonsaeng pun membagikan lembar soal dan jawaban kepada murid-murid. Terlihat Minnie terpaku memperhatikan Wookie yang menjawab soal-soal ulangan dengan lancar.

"Perasaan....kemarin ia bilang kalau dia tidak suka matematika," bisik Minnie pada dirinya sendiri. Lalu Minnie pun melanjutkan mengerjakan soal-soal ulangan.

(2 jam kemudian....)

'DING! DONG! DING! DONG!' Suara bel istirahatpun berbunyi. Semua siswa berlari keluar kelas.

"Wookie!"

"Ne, Minnie."

"Bagaimana ulangannya tadi? Susah bukan?"

"A~anio. Itu mudah."

"Mwo? Jinjja?"

"Hhm....maksudku mudah bagi orang seperti Kyu," ucap Wookie menghindar.

"O~ku kira kau bisa. Masalahnya, tadi itu kau sangat lancar menjawab soal-soal ulangan."

"Anio. Aku sangat kesulitan. Tadi itu aku menjawabnya asal-asalan."
Pembicaraan mereka pun terhenti karena waktu istirahat telah usai. Semua siswa masuk kembali dan melanjutkan pelajaran mereka selama 3 jam. Selama pelajaran berlangsung, Wookie terus saja memikirkan taruhannya dengan Kyu.

---to be continued---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar